Ringkasan Jurnal: Mitigating service-oriented attacks using context-based trust for smart cities
Smart City
Teknologi menjadi suatu pengaruh yang besar untuk mengatur pertumbuhan populasi perkotaan dimana suatu perkotaan harus menjadi smart city untuk bertahan. Teknologi smart city adalah kesempatan untuk mengembangkan kualitas hidup dari penduduk dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ada. Smart city menyediakan solusi pintar yang menjanjikan melalui:
1. Operasi efisiensi.
2. Utilisasi resource secara efektif.
3. Membangun lingkungan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kesejahteraan penduduk.
Internet of Things
IoT adalah jaringan dari perangkat seperti sensor, aplikasi, dan kendaraan yang memungkinkan smart cities untuk mengumpulkan data dan untuk memproses mereka untuk perkembangan infrastruktur dan jasa kota yang lainnya. IoT dipertimbangkan menjadi technology-oriented sementara dari sisi lainnya, smart city adalah user-oriented yang mana disetir oleh perangkat IoT. Kegunaan IoT dalam smart cities:
- Meningkatkan efisiensi dari pemasangan infrastruktur.
- Meningkatkan respon dari jasa yang ada.
- Mengurangi biaya.
Aplikasi IoT digunakan untuk jasa umum dalam smart city seperti:
- Memonitor lingkungan.
- Smart network.
- Smart health.
- Manajemen limbah.
- Menghindari kemacetan lalu lintas.
- Mengurangi tindakan kriminal.
Untuk penerapan IoT dalam smart city, beberapa teknologi kolaboratif digunakan seperti Big Data dan Cloud System. Hal ini digunakan karena penyebaran dari perangkat IoT saling berhubungan dalam infrastruktur smart city sehingga dapat mengarah ke kehilangan data penting. Smart city biasanya berkelengkapan dengan sensor IoT dan smart device untuk menarik minat dari penduduk menghasilkan servis yang lebih efektif dan efisien. Smart city dapat membuat banyak fasilitas umum menjadi lebih produktif.
Aplikasi smart city dapat membuat fasilitas berikut semakin produktif:
-Layanan kesehatan.
- Sistem transportasi.
- Fasilitas energi.
- Industri.
- Sistem retailer.
- Infrastruktur perumahan.
- Dan lain-lain.
Smart city yang sukses dapat menangani fasilitas tersebut melalui sensor IoT dan smart device. Smart device tersambung pada perangkat GPS, GSM/3G/4G untuk smart device. Jaringan satelit mengumpulkan informasi dan informasi kemudian disimpan dalam penyimpanan Cloud sebagai pusat database dalam smart city.
Jaringan arsitektur smart city dijelaskan dalam aliran informasi melalui klien dan server. Klien meminta servis dari berbagai server yang berbeda. Skor kepercayaan berdasarkan interaksi pun dihitung ketika servis yang disediakan sesuai dengan permintaan klien. Rekomendasi tidak langsung juga digunakan. Rekomendasi tidak langsung ini berdasarkan banyak klien yang sebelumnya telah mencoba server. Setelah selesai penggunaan, klien juga dapat menjadikan server ini rekomendasi untuk klien lainnya.
Infrastruktur smart city menggunakan kombinasi dari teknologi seperti perangkat IoT, User Interface, dan jaringan komunikasi. Ketergantungan utama dari smart city adalah bergantung pada efisiensi dari infrastruktur IoT. Saat ini smart city berinisiatif untuk melibatkan vendor teknologi, perancangan kota, dan tim leader untuk mengakomodasi penduduk dengan servis yang diinginkan. Karena fokus utama adalah mengenai teknologi, membangun kepercayaan penduduk dalam smart city juga merupakan faktor yang penting.
Membangun kepercayaan dalam smart city berarti konsep akan bekerja sesuai dengan harapan seluruh peran yang terlibat dalam smart city seperti penduduk, penyedia jasa, pemangku kepentingan, pemimpin tim, dan lain-lain. Ketika orang-orang membangun kepercayaan pada smart city, mereka prihatin kepada kepercayaan pada cyber security dan privasi. Hal ini dikarenakan mereka membutuhkan suatu sistem dan ekosistem terpercaya yang dapat membantu mereka menjalankan pekerjaan sehari-hari tanpa rasa takut untuk kehilangan data dan informasi mereka.
Sistem Cyber Security pada Smart City
Untuk mendirikan ekosistem terpercaya, ketersediaan solusi dan pembangunan smart city juga menggunakan privasi dan cyber-security. Digunakan juga IoT berbasis sistem manajemen kepercayaan untuk smart city. Prosedur ini bekerja untuk melacak perangkat blacklist yang masuk dalam jaringan smart city.
Terdapat dua jenis serangan yang dapat mengganggu cyber security:
1. On-Off attack: Sebuah servis berbahaya yang dapat bertingkah sebagai servis baik sepanjang waktu sehingga sulit untuk dideteksi.
2. Sybil attack: Dikenal juga sebagai serangan peniruan. Serangan ini beroperasi dengan banyak identitas servis dalam satu waktu yang sama.
Context-Based Trust Evaluation System Model (CTES) digunakan untuk mendeteksi perangkat berbahaya. CTES disimulasikan melalui aplikasi dalam smart city. CTES menghitung dan menganalisis level kepercayaan antar komunikasi dalam IoT dalam aplikasi smart city. CTES memvalidasi suatu prosedur dalam pemilihan servis dalam smart city.
Komentar
Posting Komentar